TERMASUK SYIRIK MEMAKAI GELANG, BENANG DAN SEJENISNYA SEBAGAI PENGUSIR ATAU PENANGKAL MARABAHAYA
Diposting oleh
Ahsanul Huda
Sabtu, 08 Mei 2010
Oleh: Ahsanul Huda
Firman Allah :
" Katakanlah ( Muhammamad kepada kaum musyrikin ) Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. " ( QS. Az-Zumar : 38)
Ibnu Katsir berkata : maksudnya segala macam yang mereka serui selain Allah itu tidak dapat melakukan sesuatu sama sekali. Muqatil berkata dalam menafsirkan ayat ini, " Lalu Nabi Saw bertanya kepada mereka, kemudian mereka diam," maksudnya karena mereka tidak menyakini bahwa berhala – berhala itu dapat berbuat demikian. Akan tetapi mereka menyembahnya engan maksud agar berhala- berhala itu menjadi perantara dan pemberi syafaat di sisi Allah, bukan karena berhala- berhala itu menghilangkan bahaya dan mengabulkan do'a orang yang sangat terhimpit keadaan. Karena mereka mengetahui, bahwa hal itu hanya pada kekuasaan Allah saja. Sebagaiman Allah ta'ala berfirman : " Dan bila kamu ditimpa oleh kemadharatan, maka hanya kepada Nya lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila dia telah menghilangkan kemadharatan itu dari pada kamu, tiba- tiba sebagian dari pada kamu mempersekutukan tuhanya dengan yang lain."
Muqatil berkata, " ayat ini dan ayat- ayat yang senada denganya membatalkan ketergantungan hati kepada selain Allah dalam menarik manfaat atau menolak bahaya, dan bahwa itu adalah syirik kepada Allah. Dalam ayat ada keterangan, bahwa Allah t'ala telah menandai ahli syirik dengan menyeru dan berharap kepada selain Allah. Sedangkan tauhid adalah kebalikan dari pada itu, yaitu tidak menyeru kecuali kapada Allah, tidak berharap dan tidak bertawakkal kecuali hanya kepadanya. Begitu pula segala macam ibadah tidak patut sama sekali itujukan kepada selain Allah,sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Al- Qur'an, As-Sunnah dan kesepakatan para pendahulu umat ini dan imam- imam mereka, sebagaimana telah diterangkan.
" Imaran bin Husain ra menuturkan, bahwa Nabi melihat seorang laki – laki yang di tanganya terdapat gelang kuningan. Lalu beliau bertanya," apakah ini ? Orang iu menjawab, "pengakal sakit". Nabi pun bersabda," lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu ; sebab jika kamu mati dan gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tiak akan beruntung selama lamanya." (HR. Imam Ahmad) [1]
Beliau memberi kabar bahwa gelang itu tidak memberi manfaat, akan tetapi membahayakan dan menambah kelemahan. Begitu juga setiap sesuatu yang dilarang, maka biasanya itu tidak ada manfaatnya. Seandainya sebagian bermanfaat, maka bahayanya akan lebih besar daripada manfaatnya. Dalam hadist yang lain disebutkan :
" Dalam riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu' " Barang siapa mengantungkan tamimah ( Jimat ), semoga Allah tidak akan mengabulkan keinginanya; dan barang siapa menggantungkan wada'ah ( kerang ), semoga Allah tidaka akan memberi ketenangan pada dirinya." Disebutkan dalam riwayat lain, " Barangsiapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik."
Hadist ini secara jelas menyebutkan, bahwa menggantungkan tamimah adalah termasuk perbuatan syirik, karena ada tujuan untuk menolak bahaya atau mendatangkan manfaat. Ini juga menafikan kesempurnaan keikhlasan yang merupakan pengertian la ilaha illallah , karena orang yang ikhlas tidak mengarahkan hatinya kepada sesuatu apapun selain Allah untuk mendatangkan manfaat dan menolak bahaya. Maka kesempurnaan tauhid tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan hal di atas. Sebagaimana juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim :
" Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Khudzaifah, bahwa dia melihat seorang laki- laki yang ditanganya terdapat benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah : " Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)". ( QS. Yusuf : 106 )
Beberapa bentuk jimat yang tersebar di tengah manusia
Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya.
Wada'ah: sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang; menurut anggapan orang-orang jahiliyah dapat digunakan sebagai penangkal penyakit. Termasuk dalam pengertian ini adalah jimat.
Nufrah: Benda yang digantungkan pada anak- anak untuk menghindari pandangan jahat jin dan manusia, sehingga membuat pandangan mereka tidak tertuju padanya. Kadangkala benda yang digantungkan ini adalah benda- benda najis seperti kotoran, kain kotor bekas haid, tulang dan lain sebagainya.
Salwaanah : Jimat yang terbuat dari kain tipis lalu ditanam dal;am tanah hingga menghitam warnanya. Lalu digali kembali dan diambil, kemudian diwarnai. Jimart ini diyakini dapat membuat bahagia orang yang memekainya.
Qablah : Jimat putih yang digantungkan pada leher kuda untuk menangakal penyakit ain
Tahwiithah : Benang yang di pintal, terdiri dari dua warna, hoitam dan merah. Biasanya diikat pada pinggang wanita untuk menangkal penyakit ain.
Aqrah : Jiamat yang dipakai wanita dipinggang mereka supaya tidak hamil
Yanjalib : Jimat yang dipakai istri supaya suaminya kembali, atau supaya dapat merebut hati suami yang marah padanya.
Khasmah : Jiamat yang pakai untuk menghadap penguasa atau musuh. Biasanya diletakkan pada cincin atau di kancing baju atau digagang atau gantungan pedang.
Athfah : Jimat yang dipakai supaya orang lain menyukainya.
Kandungan bab ini
1. Dilarang keras memakai gelang, benang, dan sejenisnya untuk maksud- maksud tersebut di atas
2. Dinyatakan, bahwa sahabat tadi apabila mati sedangkan gelang ( atau sejenisnya ) itu masih melekat pada tubuhnya, maka dia tidak akan beruntung. Ini menunjukan kebenaran pernyataan para sahabat bahwa " Syirik kecil ( ashgor ) lebih berat dari pada dosa besar.
3. Syirik tidak dapat dimaafkan karena dengan alasan tiak mengerti.
4. Di dunia, gelang, benang dan sejenisnya tidak berguna untuk menolak atau mengusir sesuatu penyakit, bahkan berbahaya; karena Nabi Saw bersabda : " karena dia hanya menambah kelemahan pada dirimu."
5. Mengingkari dengan keras terhadap orang yang melakukan perbuatan seperi itu.
6. Di jelaskan bahwa orang yang menggantungkan [2] sesuatu barang untuk maksud – maksud seperti di atas, ia akan dititipkan keselamatanya kepada barang itu ( padahal banda itu tidak dapat berbuat apa- apa) .
7. Dinyatakan bahwa oran yang menggantungkan tamimah telah melakukan perbuatan syirik.
8. Mengikatkan benang pada tubuh untuk mengobati sakit panas termasuk syirik.
9. Pembacaan ayat tersebut yang dilakukan oleh Khudzaifah menunjukkan, bahwa para sahabat menggunakan ayat- ayat yang berkenaan dengan syirik besar ( Akbar ) sebagai dalil untuk syirik kecil ( Asghor ). Sebagaimana tafsiran yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dalam salah satu ayat dari surah Al- Baqarah.
10. Menggantungkan wada'ah ( kul buntet / kerang ) sebagai penangkal atau pengusir ain termasuk syirik pula.
11. Orang yang menggantungkan tamimah dido'akan semoga Allah tidak mengabulkan keinginanya, dan orang yang menggantungkan wada'ah dido'akan semoga Allah tidak memberi ketenegan pada dirinya.
Kesimpulan :
Di dalam bab ini dijelaskan sebagian dari syirik dan bukan berarti setip orang yang memakai gelang, benang atau yang sejenisnya adalah syirik, tetapi semua itu akan menjadi syirik manakala benda tersebut di yakini dapat memberi manfaat dan mehdhorot. Karena barang siapa yang menyakini sesuatu itu bisa memberikan manfaat yang bukan secara syar'i dibenarkan oleh Allah atau secara teori memang benda itu bisa memberi manfaat maka itu adalah temasuk syirik. Misalkan kita membaca surat Al- Baqarah untuk menghindarkan diri dari ganguang jin atau minum obat flu untuk menhilangkan flu maka ini bukan bagian dari pada syirik, karena membaca Al- Baqarah itu adalah syar'i sebagaimana rasullullah juga pernah melakukanya adapun obat maka itupun juga bukan bagian dari pada syirik karena secara teori obat itu bisa menyembuhkan, namun semua itu adalah diatas tadir Allah karena Allah lah yang memberi penyakit dan yang menyembuhkan. Wallahu a 'lam
Dikutip; dari Kitab Fathul Majid
[1] Musnad Ahmad : 40 / 469
[2] Termasuk dalam hal ini adalah apa yang dilakukan oleh orang –orang bodoh sekarang, yaitu memakaikan gelang besi pada anaknya. Mereka menyakini, bahwa gelang itu dapat menjaga mereka dari kematian yang menimpa kawan- kawanya yang telah mati terlebih dahulu. Diantaranya juga memakai gelang perak untuk meminta berkah atau untuk menolak penyakit bawasir, dan memakia cincin yang bermata batu khusus untuk menjaga dari jin dan lain sebagainya.
Firman Allah :
قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ
" Katakanlah ( Muhammamad kepada kaum musyrikin ) Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. " ( QS. Az-Zumar : 38)
Ibnu Katsir berkata : maksudnya segala macam yang mereka serui selain Allah itu tidak dapat melakukan sesuatu sama sekali. Muqatil berkata dalam menafsirkan ayat ini, " Lalu Nabi Saw bertanya kepada mereka, kemudian mereka diam," maksudnya karena mereka tidak menyakini bahwa berhala – berhala itu dapat berbuat demikian. Akan tetapi mereka menyembahnya engan maksud agar berhala- berhala itu menjadi perantara dan pemberi syafaat di sisi Allah, bukan karena berhala- berhala itu menghilangkan bahaya dan mengabulkan do'a orang yang sangat terhimpit keadaan. Karena mereka mengetahui, bahwa hal itu hanya pada kekuasaan Allah saja. Sebagaiman Allah ta'ala berfirman : " Dan bila kamu ditimpa oleh kemadharatan, maka hanya kepada Nya lah kamu meminta pertolongan. Kemudian apabila dia telah menghilangkan kemadharatan itu dari pada kamu, tiba- tiba sebagian dari pada kamu mempersekutukan tuhanya dengan yang lain."
Muqatil berkata, " ayat ini dan ayat- ayat yang senada denganya membatalkan ketergantungan hati kepada selain Allah dalam menarik manfaat atau menolak bahaya, dan bahwa itu adalah syirik kepada Allah. Dalam ayat ada keterangan, bahwa Allah t'ala telah menandai ahli syirik dengan menyeru dan berharap kepada selain Allah. Sedangkan tauhid adalah kebalikan dari pada itu, yaitu tidak menyeru kecuali kapada Allah, tidak berharap dan tidak bertawakkal kecuali hanya kepadanya. Begitu pula segala macam ibadah tidak patut sama sekali itujukan kepada selain Allah,sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Al- Qur'an, As-Sunnah dan kesepakatan para pendahulu umat ini dan imam- imam mereka, sebagaimana telah diterangkan.
عن عِمْرَانُ بْنُ حُصَيْنٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبْصَرَ عَلَى عَضُدِ رَجُلٍ حَلْقَةً أُرَاهُ قَالَ مِنْ صُفْرٍ فَقَالَ وَيْحَكَ مَا هَذِهِ قَالَ مِنْ الْوَاهِنَةِ قَالَ أَمَا إِنَّهَا لَا تَزِيدُكَ إِلَّا وَهْنًا انْبِذْهَا عَنْكَ فَإِنَّكَ لَوْ مِتَّ وَهِيَ عَلَيْكَ مَا أَفْلَحْتَ أَبَدًا
" Imaran bin Husain ra menuturkan, bahwa Nabi melihat seorang laki – laki yang di tanganya terdapat gelang kuningan. Lalu beliau bertanya," apakah ini ? Orang iu menjawab, "pengakal sakit". Nabi pun bersabda," lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu ; sebab jika kamu mati dan gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tiak akan beruntung selama lamanya." (HR. Imam Ahmad) [1]
Beliau memberi kabar bahwa gelang itu tidak memberi manfaat, akan tetapi membahayakan dan menambah kelemahan. Begitu juga setiap sesuatu yang dilarang, maka biasanya itu tidak ada manfaatnya. Seandainya sebagian bermanfaat, maka bahayanya akan lebih besar daripada manfaatnya. Dalam hadist yang lain disebutkan :
من تعلق تميمة فلا أتم الله له ومن تعلق ودعة فلا ودع الله له و في رواية : ( من تعلق تميمة فقد أشرك الله )
" Dalam riwayat Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir dalam hadits marfu' " Barang siapa mengantungkan tamimah ( Jimat ), semoga Allah tidak akan mengabulkan keinginanya; dan barang siapa menggantungkan wada'ah ( kerang ), semoga Allah tidaka akan memberi ketenangan pada dirinya." Disebutkan dalam riwayat lain, " Barangsiapa menggantungkan tamimah, maka dia telah berbuat syirik."
Hadist ini secara jelas menyebutkan, bahwa menggantungkan tamimah adalah termasuk perbuatan syirik, karena ada tujuan untuk menolak bahaya atau mendatangkan manfaat. Ini juga menafikan kesempurnaan keikhlasan yang merupakan pengertian la ilaha illallah , karena orang yang ikhlas tidak mengarahkan hatinya kepada sesuatu apapun selain Allah untuk mendatangkan manfaat dan menolak bahaya. Maka kesempurnaan tauhid tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan hal di atas. Sebagaimana juga dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim :
و لابن أبي حاتم , عن حذيفة : أنه رأي رجلا في يده خيط من الحمي فقطعه وتلا قوله : (وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ)
" Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Khudzaifah, bahwa dia melihat seorang laki- laki yang ditanganya terdapat benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah : " Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)". ( QS. Yusuf : 106 )
Beberapa bentuk jimat yang tersebar di tengah manusia
Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan rasa dengki seseorang dan lain sebagainya.
Wada'ah: sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang; menurut anggapan orang-orang jahiliyah dapat digunakan sebagai penangkal penyakit. Termasuk dalam pengertian ini adalah jimat.
Nufrah: Benda yang digantungkan pada anak- anak untuk menghindari pandangan jahat jin dan manusia, sehingga membuat pandangan mereka tidak tertuju padanya. Kadangkala benda yang digantungkan ini adalah benda- benda najis seperti kotoran, kain kotor bekas haid, tulang dan lain sebagainya.
Salwaanah : Jimat yang terbuat dari kain tipis lalu ditanam dal;am tanah hingga menghitam warnanya. Lalu digali kembali dan diambil, kemudian diwarnai. Jimart ini diyakini dapat membuat bahagia orang yang memekainya.
Qablah : Jimat putih yang digantungkan pada leher kuda untuk menangakal penyakit ain
Tahwiithah : Benang yang di pintal, terdiri dari dua warna, hoitam dan merah. Biasanya diikat pada pinggang wanita untuk menangkal penyakit ain.
Aqrah : Jiamat yang dipakai wanita dipinggang mereka supaya tidak hamil
Yanjalib : Jimat yang dipakai istri supaya suaminya kembali, atau supaya dapat merebut hati suami yang marah padanya.
Khasmah : Jiamat yang pakai untuk menghadap penguasa atau musuh. Biasanya diletakkan pada cincin atau di kancing baju atau digagang atau gantungan pedang.
Athfah : Jimat yang dipakai supaya orang lain menyukainya.
Kandungan bab ini
1. Dilarang keras memakai gelang, benang, dan sejenisnya untuk maksud- maksud tersebut di atas
2. Dinyatakan, bahwa sahabat tadi apabila mati sedangkan gelang ( atau sejenisnya ) itu masih melekat pada tubuhnya, maka dia tidak akan beruntung. Ini menunjukan kebenaran pernyataan para sahabat bahwa " Syirik kecil ( ashgor ) lebih berat dari pada dosa besar.
3. Syirik tidak dapat dimaafkan karena dengan alasan tiak mengerti.
4. Di dunia, gelang, benang dan sejenisnya tidak berguna untuk menolak atau mengusir sesuatu penyakit, bahkan berbahaya; karena Nabi Saw bersabda : " karena dia hanya menambah kelemahan pada dirimu."
5. Mengingkari dengan keras terhadap orang yang melakukan perbuatan seperi itu.
6. Di jelaskan bahwa orang yang menggantungkan [2] sesuatu barang untuk maksud – maksud seperti di atas, ia akan dititipkan keselamatanya kepada barang itu ( padahal banda itu tidak dapat berbuat apa- apa) .
7. Dinyatakan bahwa oran yang menggantungkan tamimah telah melakukan perbuatan syirik.
8. Mengikatkan benang pada tubuh untuk mengobati sakit panas termasuk syirik.
9. Pembacaan ayat tersebut yang dilakukan oleh Khudzaifah menunjukkan, bahwa para sahabat menggunakan ayat- ayat yang berkenaan dengan syirik besar ( Akbar ) sebagai dalil untuk syirik kecil ( Asghor ). Sebagaimana tafsiran yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dalam salah satu ayat dari surah Al- Baqarah.
10. Menggantungkan wada'ah ( kul buntet / kerang ) sebagai penangkal atau pengusir ain termasuk syirik pula.
11. Orang yang menggantungkan tamimah dido'akan semoga Allah tidak mengabulkan keinginanya, dan orang yang menggantungkan wada'ah dido'akan semoga Allah tidak memberi ketenegan pada dirinya.
Kesimpulan :
Di dalam bab ini dijelaskan sebagian dari syirik dan bukan berarti setip orang yang memakai gelang, benang atau yang sejenisnya adalah syirik, tetapi semua itu akan menjadi syirik manakala benda tersebut di yakini dapat memberi manfaat dan mehdhorot. Karena barang siapa yang menyakini sesuatu itu bisa memberikan manfaat yang bukan secara syar'i dibenarkan oleh Allah atau secara teori memang benda itu bisa memberi manfaat maka itu adalah temasuk syirik. Misalkan kita membaca surat Al- Baqarah untuk menghindarkan diri dari ganguang jin atau minum obat flu untuk menhilangkan flu maka ini bukan bagian dari pada syirik, karena membaca Al- Baqarah itu adalah syar'i sebagaimana rasullullah juga pernah melakukanya adapun obat maka itupun juga bukan bagian dari pada syirik karena secara teori obat itu bisa menyembuhkan, namun semua itu adalah diatas tadir Allah karena Allah lah yang memberi penyakit dan yang menyembuhkan. Wallahu a 'lam
Dikutip; dari Kitab Fathul Majid
[1] Musnad Ahmad : 40 / 469
[2] Termasuk dalam hal ini adalah apa yang dilakukan oleh orang –orang bodoh sekarang, yaitu memakaikan gelang besi pada anaknya. Mereka menyakini, bahwa gelang itu dapat menjaga mereka dari kematian yang menimpa kawan- kawanya yang telah mati terlebih dahulu. Diantaranya juga memakai gelang perak untuk meminta berkah atau untuk menolak penyakit bawasir, dan memakia cincin yang bermata batu khusus untuk menjaga dari jin dan lain sebagainya.
Kata Mutiara
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya
saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya
saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
Posting Komentar