Seri Fathul Majid

Diposting oleh Ahsanul Huda Senin, 24 Mei 2010

SABAR TERMASUK IMAN KEPADA TAKDIRNYA

I.       Pengertian sabar.

a. Secara bahasa:

Ash shobru adalah masdar dari kata kerja shabara-yashbiru, ketiak disebutkan , sobaro anhu berarti habasa nafsahu anhu yang artinya adalah ia menahan dirinya darinya.[1]

Ash shabru juga bisa berarti alman’u atau alkaffu yang memiliki arti mencegah juga sebagaimana makna alhabsu.[2]

b.  Secara istilah:

Adapun secara istilah adalah : menahan jiwa dari keluh kesah, menahan lisan dari mengadu dan membenci serta menahan anggota badan dari menampar pipi dan merobek pakaian dan sejenisnya.[3]

II.    Pembagian sabar

Para ulama membagi sabar menjadi tiga macam yaitu:

1.    Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt

Salah satu dalilnya adalah firman Allah swt “Dan perintahkan keluargamu untuk mengerjakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya[4]

2.    Sabar dalam menjauhi maksiyat kepada Allah swt.

Sabar seperti ini sebagai mana sabarnya nabi Yusuf as terhadap rayuan perempuan untuk berbuat keji, bahkan beliau lebih menyukai untuk dipenjara dari pada memenuhi keinginan-keinginan perempuan untuk melanggar larangan Allah swt.[5]

3.    Sabar dari musibah yang telah ditakdirkan Allah swt .

Dalilnya adalah firman Allah swt, “Bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rosul yang memiliki keteguhan hati.[6]

III. Kedudukan sabar.

Sabar memiliki kedudukan yang agung diantaranya adalah:

1. Sabar memiliki kaitan dengan mental dan moral yang tinggi dalam islam, diantarnya:

a) Kaitannya dengan keyakinan.

Allah berfirman,” Dan Kami jadikan diantara mereka pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar dan meyakini ayat-ayat Kami.[7]

Tiap mukmin harus berjihad menghadapi dan melawan serangan-serangan musuh dengan senjata yang lebih kuat dan lebih ampuh yaitu[8]:

Senjata sabar untuk melawan hawa nafsu.

Senjata yakin untuk melawan ragu dan syubhat

b) Kaitannya dengan syukur.

Firman Allah swt,” Sesungguhnya yang demikian itu ada terapat tanda-tanda kebesaran Allah swt bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur”[9]

Seorang mukmin ketika diberi suatu eknikmatan bersyukur, sedangkan ketika ditimpa musibah bersabar. Maka kedua-duanya baik baginya.

c) Kaitannya dengan tawakal.

Firman Allah swt,” Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah swt sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus didunia, dan sesungguhnya pahala akhirat adalah lebih besar kalau mereka mengetahui. (yaitu) orang-orang yang bersabar dan hanya kepada Rob saja mereka bertawakal.”[10]

Digabungkan antara sabar dan tawakal karena manusia dalam mencapai tujuannya tergantung pada dua faktor: faktor dari dirinya sendiri yaitu sabar. Dan faktor kedua yaitu fakltor diluar kemampuannya yaitu tawakal kepada Allah swt.[11] 

d) Kaitannya dengan solat.

Sebagaimana dalam firman Allah swt,” Hai orang-orang yang beriman , jadikan lah sabar sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar.”[12]

e) Kaitannya dengan bertasbih.

Firman Allah swt,”Dan bersabarlah dalam menunggu keputusan Robmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam pengelihatan Kami, dan bertasbihlah serta memuji Robmu ketika kamu bangun berdiri.”[13]

f) Kaitannya dengan beristigfar.

Firman Allah swt,”Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar. Dan mintalah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Robmu pada wktu peteng dan pagi.”[14]

g) Kaitannya dengan jihad .

Allah swt berfirman,”Dan sesungguhnya Kami benar-benar kan menguji kamu agar kami mengetahui siapa yang berjihad dan siapa yang bersabar diantara kamu dan agar Kami menyatakan(baik buruknya) hal ihwalmu.”[15]

Menahan derita perjuangan dan seluruh jerih payah termasuk pengorbanan jiwa dan harta dalam menegakkan aqidah tidak akan sempurna kecuali dengan bersabar.[16] 

h) Kaitannya dengan amal soleh.

Allah berfirman,” Kecuali orang-orang yang bersabar(terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal soleh, mereka memperoleh ampunan dan pahala yang besar.”[17] 

i) Kaitannya dengan taqwa.

Allah berfirman,” Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian termasuk urusan yang patut diutamakan.”[18]

j) Kaitannya dengan al haq.[19]

k) Kaitannya dengan rahmat (kasih sayang) [20]

2.  Sabar adalah cahaya.

  Hak ini sebagaimana disebutkan dalam hadits,” Sabar adalah cahaya.”[21]

3.  Sabar adalah anugerah kebaikan yang paling luas.

  Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits,” Tidaklah seseorang diberi suatu kebaikan yang kebih luas dari kesabaran.[22]

4. Sabar adlah penyempurna keimanan.

Imam Ali bin Abi Tolib berkata,”Sesungguhnya kedudukan sabar dalam keimanan adalah seperti kepada bagi badan .” Kemudian beliau mengangkat suaranya,” Ketahuilah bahwa tidak ada keimanan bagi yang tidak ada kesabaran baginya.”[23]

IV.        Hukum sabar dal;am menghadapi musibah

Sabar hukumnya adalah wajib.[24]Allah swt menyebutkan banyak ayat-ayat yang Al Quran yang menyuruh kita bersabar, diantarnya adalah sebagai berikut:

“Dan bersabarlah dalam menunggu keputusan dari robmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan kami, dan bertasbihlah serta memuji rob mu ketika kamu bangun berdiri.”[25]

“ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar.”[26]

Syekh ibnu utsaimin menyebutkan beberapa tingkatan manusia dalam menghadapi musibah[27]:

1. Marah dan keluh kesah. Dan keluh kesah ini bisa dari hati, lisan maupun perbuatan yang menunjukan ketidak relaan terhadap taqdir Allah swt.

2. Sabar.

3.  Rela atau ridlo yaitu seperti orang yang menganggap sama, baik ia mendapatkan musibah ataupun tidak.

Tingkatan ini lebih tinggi dari sabar. Adapun perbedaan antara sabar dan ridlo adalah: sabar menahan diri dari amrah dengan adanya kepedihan dan mengharapkan hilangnya kepedihan tersebut, serta menahan anggota badan dari perbuatan yang membawa pada ketidak sabaran. Sedangkan ridlo adalah lapang dada dalam menerima ketentuan Allah swt serta tidak mengharapkan lenyapnya kepedihan tersebut walaupun ia juga masih merasakan kepedihan, namun keridloannya meringankan dia dari rasa kepedihan karena hatinya telah terpenuhi dengan ruh keyakinan dan pengetahuan.[28]

4.  Syukur. Ini adalah tingkatan yang paling tinggi, misalnya seseorang yang bersyukur ketika mendapat musibah, karena ia memahami hikmah dibalik itu.

V.           Fadlilah orang yang bersabar menghadapi cobaan.

         Ada beberapa fadlilah orang yang bersabar menghadapi cobaan, diantarnya:

1. Orang yang sabar dalam menghadapi cobaan akan mendapatkan petunjuk hati dari Allah swt.

Allah swt berfirman,” Tidak ada satupun musibah yang terjadi kecuali dengan ijin Allah swt. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah swt, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah mengetahui segala sesuatu.”( Qs At tagobun: 11)

  Alqomah menafsirkan orang yang beriman tersebut dalam ayat ini dengan mengatakan,” Yaitu orang yang ketika tertimpa musibah ia meyakini bahwa ini semua dari Allah swt, maka ia pun ridlo dan pasrah (atas taqdir Allah swt).”[29]

2. Orang yang bersabar dalam menghadapi cobaan Allah swt akan mendapatkan cinta Allah swt

Allah berfirman,” Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersabar.”[30]

3. Orang yang bersabar dalam menghadapi cobaan Allah swt akan mendapatkan keagungan yaitu kebersamaannya dengan Allah swt.

Allah swt berfirman,” Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-oranmg yang sabar.”[31]

VI.        Ancaman bagi orang yang tidak bersabar dalam menghadapi cobaan dari Allah swt.

1. Tidak sabar dalam menghadapi ujian ternmasuk kekufuran.

Diriwayatkan dalam shohih Muslim dari abu huroiroh ra bahwa rosululloh saw bersabda,” ada dua perkara yang masih dilakukan orang, padahal keduanya adalah kekufuran, yaitu mencela keturunan dan meratapi orang mati.”[32]

2. Allah swt berlepas diri dari orang-orang yang tidak bersabar dalam menghadapi ujian.

Bukhori dan muslim meriwayatkan hadits marfu’ dari ibnu mas’ud ,” Tidak termasuk golongan kami orang-orang yang memukul pipi, merobek-robek pakaian dan menyeru dengan seruan jahiliyah.”[33]

3. Tidak sabar dalam menghadapi ujian termasuk dosa besar.

Adapun tentang pembatasan dosa-dosa besar para ulama’ berbeda pendapat didalamnya.[34]Sedangkan para peneliti dari kalangan para ulama’ mendefinisikan dosa besar adalah, “ Setiap dosa yang Allah swt mengancamnya dengan neraka, laknat, murka ataupun siksa.”[35]Ibnu Taimiyah menambahkan,” Atau dosa yang disertai dengan penafian iman.”[36]    

VII.     Hikmah Dibalik Musibah.

         Beberapa hikmah dibalik musibah adalah sebagai berikut:

1. Musibah mendatangkan kebaikan dari Allah swt.

  Diriwayatkan dari Anas ra bahwa Rosululloh saw bersabda,”Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hambaNya, maka Dia akan menyegerakan hukuman baginya di dunia. Sedangkan jika Dia menghendaki keburukan kepada seorang hambaNya, maka Ia menangguhkan dosanya sampai Dia penuhi balasannya nanti dihari kiamat.”[37]

2. Dengan musibah mendatangkan pahala.

  Nabi saw bersabda,” Sungguh besarnya pahala setimpal dengan besarnya cobaan. Sesungguhnya ketika Allah ketika mencintai suatu kaum pasti Dia akan mengujinya, sedangkan barang siapa yang Allah murkai maka baginya adalah murka Allah swt.”[38]

3. Musibah adalah sebagai bukti cinta Allah kepada hambaNya.

  “ Sesungguh nya ketika Allah mencintai suatu kaum, pasti Dia akan mengujinya.”[39]

4. Musibah adalah penghapus segala dosa-dosa.

  Syekhul Islan berkata:” Musibah adalah nikmat, larena ia adalah sebagai penghapus dosa dan mendidik kesabaran lalu mendatangkan pahala dengan kesabaran tersebut.”[40]

5. Ridlo terhadap musibah yang ada akan mendatangkan keridloan dari Allah swt. Sedangkan barang siapa yang marah, maka baginya kemarahan dari Allah swt.”[41]    

VIII.  Faktor-faktor yang menunjang kesabaran.


         Ada beberapa faktor yang dapat menunjang seseorang untuk bersabar, yaitu:

1. Memahami arti kehidupan dunia dengan sebenarnya.

  Sesungguhnya Allah swt menciptakan dunia ini adalah sebagai ujian untuk mengetahui orang-orang yang sholeh amalnya. Hal ini seperti apa yang Allah swt firmankan dalam,” Dia lah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, Siapakah yang paling baik amalnya diantara kalian?”[42]

2. Manusia hendaklah sadar akan hakekat dirinya sendiri.

    Sesungguhnya segala sesuatu adalah milik Allah swt, dan semuanya akan kemabli kepadaNya. Maka hendaklah manusia tidaklah marah andaikan sesuatu yang dimilikiNya diambil kembali, dan seyogyanya ia mengatkan kalimat istirja’ “ Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.”[43]

3. Keyakinan pahala yang baik dari Allah swt bagi orang-orang yang sabar. Hal ini seperti apa yang Allah firmankan dalam kitabNya," Apa yang ada pada sisimu akan musnah sedangkan apa yang ada pada sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akn memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan paha;la yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."[44]

4. Keyakinan akan terbebas dari musibah Allah swt.

  Firman Allah swt," Karena sesunggiuhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan dan sesungguhnya bersama kesulitanitu ada kemudahan( dari Allah swt)."[45]Rosululloh saw bersabda kepada Ibnu Abbas," Dan ketahuilah bahwa kesabaran membawa kepada pertolongan, bersama kesusahan ada kegembiraan, dan sesudah kesulitan ada kemudahan."[46]

5. Mohon pwertolongan kepada Allah swt.

  Allah swt berfirman,"Dan bersabarlah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bersabar."[47]

6. Meneladani orang-orang yang bersabar dan memiliki kebulatan tekad. Seperti meneladani kisah-kisah para nabi dan kisah orang-orang yang soleh dalam menghadapi ujian dari Allah swt."

7.      Beriman kepada taqdir Allah dan kehendakNya.      

IX.        Kendala-kendala kesabaran.

         Kendala-kendalakesabaran diantaranya adalah:

1. Tergesa-gesa.

  Allah swt berfirman," Bersabarlah engkau(Muhammad) seperti kesabaran para rosul yang memiliki keteguhan hati dari rosul-rosul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan( adzab) bagi mereka.[48]

2. Mrah-marah.

  Allah berfirman," Maka bersabar;lah kamu(wahai Muhammad) terhadap ketetapan robmu, dan janganlah kamu seperti orang berada dalam perut ikan ketika ia berdoa sedangkan ia dalam keadaan marah(kepada kaumnya)."[49]

3. Rasa sedih dan duka yang mendalam.

  Allah swt berfirman," Bersabarlah (hai Muhammad)dan tiadalah kesabaran itu melainkan dnegan pertolongan Allah swt, dan jangan lah kamu bersedih hati terhadap(kekafiran) mereka dan jangan lah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan."[50]

X.           Penutup.

   Sabar adakah ibarat obat yang pahit, namun kesudahannya adalah lebih manis dari pada madu. Wallohu a'lam.







Referensi:

1. Alquranul Karim

2. Shohih Al Bukhori, Shohi Muslim dan kitab-kitab hadits yang lain.

3. Al Mu'jamul Wasit, Ibrohim Mustofa, Ahmad Hasan Ziyat, Hamid Abdul Qodir, Muhammad Ali Annajar. Maktabah Al Islamiyah Istanbul Turki.

4. Fathul Majid Syarhu kitabit Tauhid Syekh Abdurrohman Bin Hasan Alu Syekh, tahqiq Syekh Muhammad Hamid Al Faqi, Muroja'ah syekh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Bazz, Darul Fikr cetakan tahun 1412 H / 1992 M.

5. Al Qoulul Mufid Ala Kitabit Tauhid Syekh Muhammad Sholeh Al Utsaimin, Tahqiq Nabil Shalaj, Darul Aqidah Iskandariyah cetakan I tahun 1425 H / 2004 M

6. At Ta'liq Al Mukhtasor Al Mufid Syekh Sholeh Fauzan cetakan ketiga tahun 1400 H.

7. Jami'ul Ulum Wal Hikam Ibnu Rojab Darul Aqidah Al Iskandariyah Kairo cetakan yang pertama 1422 H / 2002 M.

8. Ash Shobru Fil Quran Syekh Yusuf Al Qordlowi, Edisi Indonesia Al Quran menyeruh kita bersabar, penerjemah H.A Aziz salim Basyarohil, cetakan Gema Insani Pres Jakarta Tahun 1991 M.










[1]. Al Mu’jam Al Wasit :I/505. Lihat Al Qoulul Mufid Ala Litabit Tauhid Syekh Utsaimin : II/64.

[2] . Lihat Fathul Majid Syarhu Kitabit Tauhid Syekh Abdur Rahman bin Hasan : 436, dan Atta’liq Al Mukhtasor Al Mufid Syekh Sholeh Fauzan : 127.

[3] . Fathul Majid Syarhu Litabit Tauhid Syekh Abdur Rahman bin Hasan : 436

[4] .Toha: 132

[5] .Lihat surat Yusuf:33

[6] .Al Ahqof: 35

[7] .Assajadah: 26.

[8] .Ashshobru Fil Qur’an Yusuf Qordowi, edisi Indonesia:

[9] .Ibrohim : 5, Luqman: 31, Saba: 19, Asysyuro: 33.

[10] .Annahl: 41-42

[11].Ashshobru Fil Qur’an Yusuf Qordowi, edisi Indonesia:

[12] Al Baqoroh: 153.

[13] Attur: 48

[14] Gofir: 55

[15] Muhammad: 31

[16].Ashshobru Fil Qur’an Yusuf Qordowi, edisi Indonesia:

[17].Hud: 11

[18] .Ali Imron: 186.

[19] .Al Aashr: 1-3

[20] .Al Balad: 11-18

[21] .Hadits shohih riwayat Muslim Kitab Aththoharoh: 223.

[22] .Al Bukhori, Kitabuz Zakah: 1469, Bab Al isti'faf Aanil Mas'alah.

[23] .Dinukil daari kitab tauhid Fathul Majid milik syekh Abdurrohman bin Hasan: 436

[24] .Lihat jami'ul ulum Wal hikam Ibnu rojab: I/261.

[25] Attur: 48.

[26] .Al Baqoroh: 153.

[27] .Lihat Al Qoulul Mufid Ala Kitabit Tauhid Syekh Ibnu Utsaimin: II/ 65-67.

[28].Lihat Jami'ul 'Ulum Wal Hikam Ibnu Rojab: I/ 262.

[29].Lihat jami’ul Ulum wal Hikam Ibnu rojab: I/ 260, atau dalam Kitab Fathul Majid Syarhu Kitab Tauhid: 437.

[30].Ali Imron: 146.

[31].Al Baqoroh: 153.

[32].Muslim Kitab Iman (67), (121) Bab Itlaqu Ismil Kufri Alat To’ni bi Nasab Wan Niyahah.

[33].Al Bukhori Kitab Al Janaiz: 1294, Bab Laisa Minna Man Syaqqol Juyub. Muslim Kitabul Iman:(103), (166), Bab Tahrimu Dharbil Hudud.

[34].Lihat syarhul Aqidah Tohawiyah Syekh Ibnu Abil Izz: II/525-526.

[35].Lihat Fathul Majid, Syekh Abdur Rahman bin Hasan: 434

[36] Lihat Fathul Majid, Syekh Abdur Rahman bin Hasan: 434

[37].Hadits ini shohi diriwayatkan oleh At Tirmidzi Kitabuz Zuhdi(2396) Bab Ma Ja'a Fish Shobri Alal Bala', beliau menyatkan bahwa hadits ini adalah hasan gorib. Demikian juga Imam Hakim meriwayatkan pada: I/349, IV/376,377. 

[38].Hadits ini hasan menurut Tirmidzi.

[39].Ibid

[40].Di nukil dalam Fathul Majid Syarhu Kitabbit Tauhid Syekh Abdurrohman bin Hasan: 441.

[41] Hadits ini hasan menurut Tirmidzi.

[42].Al Mulk : 2

[43].Al Baqoroh : 156

[44].Annahl: 96

[45].Al Insyiroh: 5-6

[46].Diriwayatkan oleh Ahmad( 2537), Al Hakim III/624, Lihat shohihul Jami' Syekh Al Bani: 7957

[47] Al Anfal: 46

[48].Al Ahqof: 35

[49].Al Qolam: 45

[50].Annahl: 127

0 komentar

Posting Komentar