No Valentine No Jahiliyyah

Diposting oleh Ahsanul Huda Kamis, 06 Mei 2010

Afwan, kalo judulnya terkesan kayak kalimat kampanye. Jika ada di antara antum yang barangkali ngerasa alergi dan panas kupingnya karena judul di atas, maka antum gak perlu lanjutin baca tulisan ini. Tutup blog ini dan silakan browsing apa aja yang antum suka. OK???

Dan satu lagi. Blog ini khusus untuk Muslim. Kalo antum ngerasa bukan Muslim dan tidak bangga dengan Muslim, maka tinggalkanlah untuk mbaca blog ini. Apalagi tulisan ini.

NO VALENTINE, NO JAHILIYYAH!!!!

Seruan ini gak cuma semata slogan aja. No valentine no jahiliyyah adalah seruan ummat Muslim yang setia pada Al Qur’an dan Sunnah. Seruan ini mengajak kita buat gak mudah ikut-ikutan adat Jahiliyyah yang kotor dan keji.

Antum tentu pernah atau bahkan sering banget denger “Will you be my valentine tonight?” atau kalimat lain dengan macam and maksud yang sama. Artinya sih gak jauh-jauh ama “maukah lo jadi pasanganku malam ni?”, “maukah engkau jadi bidadari valentine-ku?” atau apapun itu. Intinya: ajakan zina!!!

Valentine. Ya, valentine. Katanya sih hari kasih sayang. Tapi, apa emang bener kayak gitu? Jutaan remaja berbondong-bondong beli cokelat dan kado untuk HANYA sekedar nyatain cintanya. Cinta yang sesaat, yang boros, yang ngabis-ngabisin tenaga dan waktu. Bikin capek raga, capek hati!

Udah kebiasaan tahunan, tiap tanggal 14 Februari, temen-temen pada heboh nyiapinnya. Gak peduli apa agamanya, dari mana, siapapun. Antum perhatiin deh. Barangkali temen-temen sekolah antum ngalamin hal yang sama. Atau jangan-jangan….antum juga gitu ya? Hayooo ngaku!!

Nah, ini nih yang perlu and kudu dilurusin. Gimana sih makna dan hakikat valentine sebenarnya, biar kita gak sekedar latah ikutan ngomong “be my valentine, please!”

Dulu, duluuuuuu banget nih. Para tentara di Eropa sana dilarang menikah. Alasannya gak masuk akal. Kaisar mengira, bahwa dengan menikah, kemampuan pemuda yang ikut berperang menjadi menurun. Dan, seorang pendeta yang bernama St Valentine ngerasa kasihan. Dia datang sebagai sosok pahlawan kesiangan di sana (soalnya kalo kemalaman ntar bisa digerebek dan diseret ke kantor polisi. Hehhehe…). Diam-diam, Valentine nikahin pasangan muda-mudi. Dan singkat cerita, Kaisar Claudius II marah dan menghukumnya dengan hukuman mati. Hukuman itu terjadi pada 14 Februari 270 M.

So, kalo antum-antum tetep ngotot pingin ngerayain valentine, antum sama aja ikut ngakuin jasa pendeta tersebut. Padahal harusnya antum bangga udah ada sosok yang diteladani kayak Rasulullah Muhammad. Itu baru tahapan paling ringan, ngakuin jasa-jasa sang pendeta. Belum yang lain-lain. Kalo antum udah tambah mual baca tulisan ini, saya sarankan berhenti aja. Soalnya lanjutannya bakalan bikin lebih mual. Eh salah, lebih ngeri!

Antum tahu gak, apa itu arti kata ‘valentine’?
Valentine itu berasal dari istilah bahasa Latin yang berarti ‘Yang Maha Kuat, Yang Maha Perkasa, dan Yang Maha Kuasa’. Jadi apa kesimpulannya? Kalo antum berani bilang ke pasangan (baca: pacar) dengan kata-kata rayuan “be my valentine”, itu artinya antum tertarik untuk ‘menuhankan’ atau ‘mendewakan’ sang pacar tersebut. Antum telah syirik. Dan tahukah antum apa maksudnya syirik? Syirik itu dosa paling besar yang tidak akan diampuni oleh Allah. Balasannya adalah neraka Jahannam, seburuk-buruk tempat kembali. Apa antum siap?

Valentine yang identik dengan kata cinta, kasih sayang, emang asli bukan budaya Islam. Emang bener, Islam juga ngajarin kasih sayang, ngajarin cinta, dan puncaknya adalah terwujudnya ukhuwwah Islamiyah. Cinta itu emang perlu diungkapkan. Kepada orang yang halal kita beri cinta tentunya. Cinta itu haruslah cinta yang bisa semakin mendekatkan kita kepada Allah. Cinta pada orang tua, cinta pada teman (inget, temen ya, bukan pacar!), atau juga cinta pada sesama Muslim. Jadi gak ada tuh istilah ngungkapin cinta biar jadi pasangan sehari, apalagi pasangan semalam, ataupun pacaran.

Terus juga nih. Valentine itu identik dengan bunga, cokelat, dan asesoris serba pink. Baju, rok, celana, de es be, semuanya pink. Apa itu gak repot? Untuk beli kan mahal banget? Boros kaleeee!!! Dan boros itu temennya syaithan. Inget gak antum?

Valentine. Kata yang bisa membumi sampai sebegitu hebohnya di bumi sekarang ini. Tak terkecuali di dada remaja Muslim sekalipun. Padahal udah jelas-jelas, gak ada tuntunannya sama sekali. Catet ya, gak ada tuntunannya!

Jadi, kenapa antum mesti repot-repot ikut ngerayain? Dan kenapa harus ada nge-date valentine? Kenapa harus ‘nembak’ dengan kata-kata “be my valentine”? Kenapa gak jentle dengan bilang ke walinya, kalo antum pingin ngelamar si dia?

Sungguh, akan tiba saatnya dimana ummat Islam berada dalam kebingungan. Merasa bangga dengan budaya asing (Yahudi dan Nasrani), dan merasa benci dengan budaya Islam sendiri. Itulah propaganda nyata ummat yang memusuhi Islam. Mereka tidak akan pernah ridho kepada kita, hingga kita milah mereka. Dan apakah antum ngerti apa itu milah? Milah itu cara hidup, adat, kebiasaan.

Inget, mereka, orang Yahudi dan Nasrani, bukan menginginkan agar kita murtad dari Islam. Tapi mereka hanya inginkan kita ikuti milahmereka, tatanan mereka. Dengan gaya hidup hedonis dan permisifisme. Dengan gaya gaul yang menghilangkan nilai Islam itu sendiri. Dengan begitu, sangat mudah bagi mereka untuk menmecah belah persatuan ummat. Apa itu yang antum semua inginkan?

Jawablah seruan Allah yang dengan tegas mengatakan, “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yangmenyeru pada kebajikan…” (QS Ali Imran 104). Jawablah, antum termasuk golongan ummat Muhammad, yang tegas terhadap kuffar dan lemah lembut terhadap sesama Muslim. Ini perintah Allah untuk berdakwah, memberi peringatan. Kenapa antum diam saja melihat gencarnya propaganda yang dilakukan musuh-musuh Islam? Kenapa antum tidak menyeru kepada manusia bahwa valentine dan sejenisnya itu dosa? Apakah antum ridho atas nasib saudara kita yang terjerumus arus Jahiliyyah tersebut?

Sungguh, sesama Muslim itu bersaudara. Dan kewajiban kita untuk mengingatkan dan menasehati anta saudara.

Memanglah benar, syari’at Islam sudah mulai ditinggalkan oleh para pemeluknya. Islam telah menjadi asing bahkan di kalangan ummat Islam itu sendiri. Mereka lebih ‘melek’ terhadap budaya Nasrani, dan menganggapnya budaya yang tinggi. Kita lebih suka merayakan tahun baru (Masehi) dengan tiup terompet dan arak-arakan di jalan, daripada bermuhasabah sendirian di tanggal 1 Muharram. Kita lebih suka ngungkapin cinta dengan pakaian serba pink lengkap dengan cokelat dan asesorisnya, dibandingkan dengan merenungi shirah Muhammad pada 12 Rabiul awal. Sungguh, kita lebih akrab dengan Sinterclas daripada para Rasul-Nya.

Islam datang dalam keadaan asing. Tapi kemudian membumi.
Kemudian akan pergi juga dalam keasingan.

Dan akan ada segolongan ummat-Nya yang shalih dan membumikan lagi syari’at Islam. Hingga Islam akan menang akan makar-makar kuffar.

lalu di mana antum saat itu? Di mana antum pada waktu kemenangan itu datang? Sebagai pelaku utama, sebagai sponsor, atau malah hanya sebagai penggembira dan pengamat di luar?

Rapatkan barisan, eratkan ukhuwwah. Kepalkan tangan, angkat ke atas. Dan teriakkan dengan lantang “NO VALENTINE NO JAHILIYYAH!!”

Demi Allah, Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati antum semua. (yan)

0 komentar

Posting Komentar