APAKAH BERZIARAH KEKUBUR RASULULLAH TERMASUK SEBAB MENDAPATKAN SYAFAAT?
Diposting oleh
Ahsanul Huda
Senin, 31 Mei 2010
Oleh: Ahsanul Huda
Sebagian orang menyebutkan bahwa perkara yang termasuk menjadi sebab turunya syafaat adalah berziarah kekuburan Rasulullah saw. Mereka berargumentasi dengan beberapa hadist yang dinisbatkan kepada Rasulullah dalam hal ini.
Tidak diragukan lagi bahwa ziarah ke kuburan Rasulullah disyariatkan, tanpa syaddu al-rihal (melakukan perjalanan jauh). Orang yang melaukanya juga akan mendapat pahala. Tetapi pendapat yang menyatakan bahwa turunya syafaat dari beliau adalah pahala ziarah tersebut, itulah yang perlu ditinjau kembali.
Berkaitan dengan hadits-hadits yang dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat itu, para ulama muhaqiqun telah menyatakan bahwa tidak ada hadits yang tsabit (akurat) dalam masalah ini. Mereka telah mengkaji sanad dan para perawinya, satu persatu. Kalau bukan karena khawatir memperpanjang masalah ini akan aku paparkan dengan detail. Di antara hadits tersebut adalah:
“Barang siapa berziarah ke kuburku, ia mesti meraih syafatku”[1]
“Barang siapa mengunjungi kuburku, maka syafaat ku akan menyongsongnya”[2]
Dan hadits, “Barang siapa mengunjungi ku, bukan karena suatu keperluan kecuali hanya ingin berziarah kekuburku, maka ia berhak aku menjadi pemberi syafaat baginya”[3]
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat kita simpulkan bahwa mengunjungi kubur Rasulullah saw bukan termasuk factor mendapatkan syafaat. Karena tidak ada hadits yang shahih dalam hal ini. Tidak ada pengaruhnya, banyaknya riwayat dan jalurnya kalau tidak shahih. Wallahu A’lam
Disarikan Dari kitab meraih syafaat Nabi saw karangan DR. Nashir bin Abdurrahman Al-Juda’i.
[1] Untuk mengetahui tahrij dan derajatnya, kitab-kitab berikut ini: Ar-Raddu ‘Ala Al-Ahknai karya Ibnu Taimiyyah hal.29, Ash Sharimul Manki Fir Raddhi ‘Ala As-Subki karya Ibnu Abdul Hadi hal. 29, Audhahu Al-Isyarah Fir Radhi ‘Ala Man Ajaza Al-Mamnu’ Min Az-Ziyarah karya Ahmad An-Najmi hal. 133-139
[2] Ash-Sharumil Al-Manki hal 55
[3] Ash-Sharumil Al-Manki hal 68
Sebagian orang menyebutkan bahwa perkara yang termasuk menjadi sebab turunya syafaat adalah berziarah kekuburan Rasulullah saw. Mereka berargumentasi dengan beberapa hadist yang dinisbatkan kepada Rasulullah dalam hal ini.
Tidak diragukan lagi bahwa ziarah ke kuburan Rasulullah disyariatkan, tanpa syaddu al-rihal (melakukan perjalanan jauh). Orang yang melaukanya juga akan mendapat pahala. Tetapi pendapat yang menyatakan bahwa turunya syafaat dari beliau adalah pahala ziarah tersebut, itulah yang perlu ditinjau kembali.
Berkaitan dengan hadits-hadits yang dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat itu, para ulama muhaqiqun telah menyatakan bahwa tidak ada hadits yang tsabit (akurat) dalam masalah ini. Mereka telah mengkaji sanad dan para perawinya, satu persatu. Kalau bukan karena khawatir memperpanjang masalah ini akan aku paparkan dengan detail. Di antara hadits tersebut adalah:
“Barang siapa berziarah ke kuburku, ia mesti meraih syafatku”[1]
“Barang siapa mengunjungi kuburku, maka syafaat ku akan menyongsongnya”[2]
Dan hadits, “Barang siapa mengunjungi ku, bukan karena suatu keperluan kecuali hanya ingin berziarah kekuburku, maka ia berhak aku menjadi pemberi syafaat baginya”[3]
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat kita simpulkan bahwa mengunjungi kubur Rasulullah saw bukan termasuk factor mendapatkan syafaat. Karena tidak ada hadits yang shahih dalam hal ini. Tidak ada pengaruhnya, banyaknya riwayat dan jalurnya kalau tidak shahih. Wallahu A’lam
Disarikan Dari kitab meraih syafaat Nabi saw karangan DR. Nashir bin Abdurrahman Al-Juda’i.
[1] Untuk mengetahui tahrij dan derajatnya, kitab-kitab berikut ini: Ar-Raddu ‘Ala Al-Ahknai karya Ibnu Taimiyyah hal.29, Ash Sharimul Manki Fir Raddhi ‘Ala As-Subki karya Ibnu Abdul Hadi hal. 29, Audhahu Al-Isyarah Fir Radhi ‘Ala Man Ajaza Al-Mamnu’ Min Az-Ziyarah karya Ahmad An-Najmi hal. 133-139
[2] Ash-Sharumil Al-Manki hal 55
[3] Ash-Sharumil Al-Manki hal 68
Kata Mutiara
Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya
saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau subur dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu. Kerana kau menghampirinya
saat hati lupa dan mencarinya saat jiwa memerlukan kedamaian.
Posting Komentar