NASAB DAN KELUARGA BESAR NABI SAW

Diposting oleh Ahsanul Huda Minggu, 09 Mei 2010

Oleh: Ahsanu Huda

Nasab Nabi SAW

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin Hasyim (Amru) bin Abdi Manaf (Mughirah) bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Gahlib bin Fihr bin malik bin Nadhar (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan .
Keluarga Nabi saw

Pertama : Hasyim, Ia adalah orang yang mengurusi masalah pemberian minum dan jamuan makanan pada para haji. namanya adalah Amru, nama Hasyim ialah orang yang mengadoni roti, ia menikah dengan salma binti Amru di madinah, ia pergi ke Syam sedangkan Istri di rumah. kemudian ia meninggal di Gaza Palestina. sedang Istrinya melahirkan Abdul Muthalib (di juluki Syaibah karena di kepalanya ada uban)

Kedua : Abdu Manaf, Ketika Hasyim meninggal kerjanya di gantikan oleh saudaranya Al-muthalib, kemudian ia mencari Syaibah, setelah bertemu ia mengajaknya ke Makkah dan tinggal bersamanya sampai dewasa hinga Al-Muthalib meninggal sehinga posisisnya di gantikan oleh Abdul Muthalib ia lebih di segani dan di hormati dari sebelumnya.

                Ketika Al-Muthalib meninggal, Nufail (saudaranya) merampas harta Abdul Muthalib kemudian ia meminta bantuan ke Quraisy tapi di tolak akhirnya meminta kepada paman dari ibu, yaitu Sa'ad setelah kirim surat, sa'ad membawa 80 pasukan dan langsung memerangi sehinga hartanya di kembalikan, setalah itu Nufail bersekutu dengan Bani Abdi Syams untuk menghadapi Bani hasyim.

                Diantara peristiwa terpenting yang terjadi pada diri Abdul Muthalib berkaitan dengan perkara Ka'bah adalah penggalian sumur zam-zam dan pristiwa pasukan gajah. ia memimpin untuk menggali sumur yang di dalamnya ada pedang, perisai dan 2 kijang emas, setelah itu di taruh di ka'bah, orang-orang meminta agar di libatkan dalam mengurusi zam-zam tapi tidak di perkenankan, karena itu khusus baginya, ia bernadzar kalau anaknya yang laki-laki telah dewasa akan di sembelih di ka'bah, ia memiliki anak 11 laki-laki dan 6 perempuan.

                Pristiwa penghancuaran ka'bah oleh Abrahah tetapi gagal terjadi pada bulan Muharram 50 hari sebelum kelahiran nabi saw.

Ketiga : Abdullah, Ibunya bernama Fatimah bini Amru, ayahnya Abdul Muthalib ia adalh anak terbaik di antara sepuluh saudaranya, dan juga ia adalah orang yang telah di Nadzar untuk Ka'bah setelah dewasa oleh bapaknya, ketika ia sudah di bawa ke Ka'bah pihak keluarga dari ibunya melarang di antranya Abu Thalib Akhrinya ia pergi ke Arafah dan menyarankan, setiap undian Abdulah di ganti oleh 10 ekor unta setelah di laksanakan undian ternyata yang keluar adalah nama Abdullah sampai sepuluh kali sehingga ketika itu menjadi 100 onta Akhirnya Ayahnya menyembeleh seratus onta tanpa di berikan kepada Manusia atau pun Hewan dan inilah yang kemudian di jadikan diyat dalam islam




KELAHIRAN DAN EMPAT PULUH TAHUN SEBELUM  KENABIAN
Kelahiran  Rasulullah saw

Beliau  dilahirkan ditengah kabilah BaniHasyim di kota Makkah pada hari senin, tanggal 9 Rabi'ul Awwal. pada tragedi pasukan gajah atau 50 tahun sebelum Hijriyah. Juga bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 tahun 571 M.

Tanda-tanda (kejadian luar biasa ketika kelahirannya) :

   1. Keluar cahaya dari farji ibunya yang menerangi Istana Syam tatkala melahirkan.
   2. 14 tembok tinggi Istana Kisra runtuh.
   3. Api sesembahan orang yahudi mendadak padam.
   4. Gereja-gereja di sekitar telaga sanrah Roboh setelah di landa gempa.

Beliau di beri nama Muhammad oleh kakeknya dan di khitan setelah 7 hari ,

Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.

Wanita pertama yang menyusui beliau setelah ibundanya adalah tsuwaibah, yang merupakan budak wanita Abu Lahab yang saat itu juga tengah menyusui bayinya yang bernama Masruh.
Di tengah-tengah Bani sa'ad

                Kebiasa'an orang-orang Arab adalah mencari ibu sususan untuk anaknya dengan tujuan menjauhkan dari penyakit peradaban, memperkuat fisik anak  dan agar mempelajari bahasa Arab yang fasih sejak kecil.

Rasulullah saw di susukan kepada Halimah Ats-Sa'diyah, Halimah pergi bersama suami dan yang lain ke kota untuk mencari bayi yang akan di susuinya setelah sampai pada Muhammad mereka semua menolak karena beliau adalah anak yatim setelah semua dapat tingal Halimah, lalu ia memutuskan mengambil Muhammad dalam perjalanan pulang banyak kejadian aneh diantaranya; bisa tidur dengan nyenyak, Air susu ontanya penuh, keledainya lebih perkasa dari yang lain, setealah ia sampai di rumah orang-orang merasa kekeringan dan kelaparan kecuali halimah karena berkah dari Allah. setelah 2 tahun di kembalikan ke Ibunya, dan ia minta tambah, Akhirnya di tambah sampai umur 4/5 tahun, karena pada saat itu khawatir dengan keselamatannya setelah terjadi pembelahan dada Muhammad .

Beliau hidup bersama ibunya sampai umur 6 tahun, ibunya meninggal di Abwa antara mekkah dan madinah saat pulang dari ziarah kuburan suaminya. Lalu Nabi saw hidup bersama kakeknya sampai pada umur 8 tahun 2 bulan 10 hari karena kakeknya meninggal. Sebelum meninggal ia berpesan kepada pamannya (Abu thalib) agar memeliharanya, lebih dari 40 tahun Abu Thalib melindungi Muhammad dari segala gangguan, ketia umur 12 tahun ia di ajak pamannya untuk berdagang ke Syam, di tengah perjalanan ketemu dengan pendeta Buhairo yang menyarankan untuk pulang karena di khawatirkan di celakai oleh kaum yahudi karena ia mengetahui bahwa Nabi saw akan menjadi pemimpin Ummat, tandanya adalah batu dan pepohonan bersujud padanya, ada cap seperti apel di pungunya (cincin Nubuwah), lalu Abu Thalib pulang ke Mekkah.
Muhammad pada umur 15 tahun ikut perang fijar

Dampak dari perang Fijar adalah terjadinya Hilful Fudul (persekutuan kebajikan) pada bulan Dzul Qa'dah. kesepakatan untuk mencegah segala kedzaliman yaitu antara bani hasyim, bani Abdul Muthlib dan Bani Asad ketika nabi saw masih kecil ia mengembalakan kambing kepunya'an Bani Sa'ad, ketika umur 25 tahun ia di kenal sebagai orang yang jujur dan Amanat, oleh karenaya khadijah seorang saudagar besar ingin memberinya kesempatan untuk menjualkan barangnya. setelah selesai berdagang dan hasil perdaganganya memuaskan, khadijah tertarik dan Akirnya menikah dengan Nabi saw 2 bulan setelah pulang dari Syam, mas kawinya 20 ekor onta .   


DI BAWAH NAUNGAN KENABIAN DAN KERASULAN
Jibril Turun membawa Wahyu

Selagi usianya genap 40 tahun ,suatu awal kematangan Rasulullah didatangi malaikat jibril ketika beliau berada di Gua Hira, lalu ia membacakan kepada beliau, ”Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu yang menciptakan" (Al-Alaq;1).

                Setelah terjadi dialog  antara rasul dan Jibril yang berakhir Rasul mengatakan ia tidak bisa membaca .setelah jibril merangkulnya .

Setelah itu Rasulullah pulang menuju isteri beliau, Khadijah. Dan menceritakan apa yang telah terjadi,dan Khadijah menceritakan kepada warakah pamannya yang ia membenarkannya .
Wahyu terputus

Wahyu belum datang lagi. Untuk itu beliau mengalami kemurungan, kemudian pergi lagi mondar-mandir menuju puncak gunung lantaran rindu kepada apa yang dilihatnya pertama kali yang berupa wahyu Allah. Tentang jangka waktu terputusnya wahyu, ibnu Sa'ad  meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa terhentinya wahyu jangka waktunya adalah hanya beberapa hari saja, inilah pendapat yang terkuat.
Jibril Turun Membawa Wahyu Yang Kedua Kalinya

Al-Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah menuturkan masa turnnya wahyu. Beliau bersabda, "Tatkala aku sedang berjalan, tiba-tiba kudengar sebuah suara yang bersal dari langit. Ternyata di sana ada malaikat yang mendatangiku di Gua Hira', sedang duduk di sebuah kursi, mengantung diantara langit dan bumi. Aku mendekatinya hingga tiba-tiba aku terjerembab ke atas tanah. Kemudian aku menemui keluargaku dan kukatakan "Selimutilah aku, selimutilah aku". Lalu Allah menurunkan surat Al-Muddatstsir: 1-5. setelah itu wahyu datang secara berturut-turut.
Sedikit Penjelasan Tentang Pembagian-pembagian wahyu

Ibnu Qayyim berkata menyebutkan tingkatan-tingkatan wahyu, yaitu: Mimpi yang hakiki. Yaitu apa yang disusupkan ke dalam jiwa dan hati beliau, tanpa dilihatnya, sebagaimana yang dikatakan Nabi, "sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan ke dalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurnakan rizkinya". Malaikat muncul dihadapan Nabi dalam rupa seorang laki-laki, ini kadang-kadang para sahabat bisa melihatnya. Wahyu itu datang dengan menggunakan bunyi gemerincing lonceng. Nabi bisa melihat malaikat dalam rupa aslinya, lalu menyampaikan wahyu seperti yang dikehendaki Allah kepada beliau. Wahyu seperti ini pernah datang dua kali, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam surat An-Najm. Wahyu yang disampaikan Allah kepada beliau, yaitu di atas lapisan langit pada malam Mi'raj. Allah berfirman langsung kepada Nabi tanpa menggunakan perantara. Sebagaiamana Allah berfirman kepada Musa bin Imran.




FASE DAKWAH ISLAM DI MAKKAH



Adapun bentuk materi-materi dakwah yang disampaikan Rasul SAW diantaranya adalah pengajaran tauhid yang benar kepada Allah dengan memurnikannnya semata, mengimani hari kiamat dan setelahnya, membersihkan jiwa dari segala bentuk kejahatan, melaksanakan kebaikan-kebaikan serta menyerahkan segalanya kepada Allah semata. Dan ini semua tidak dapat terlaksana kecuali dengan mengikuti bimbingan dan petunjuk Nabi SAW.

Secara ringkas pada fase Makkah ini dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu :

1.       Dakwah rahasia atau sirriyah, tipe dakwah ini berlangsung selama tiga tahun.

2.       Dakwah secara terang-terangan terhadap penduduk Mekkah, berlangsung dari tahun keempat kenabian hingga akhir tahun kesepuluh kenabian.

3.       Dakwah di luar Mekkah yang berlangsung dari akhir tahun kesepuluh dari kenabian hingga hijrah ke Madinah.


Dakwah sirriyah

Selanjutnya adalah melaksanakan dakwah dengan cara sembunyi-sembunyi dan rahasia yang dilaksanakan kurang lebih selama 3 tahun. Ini adalah cara yang bijaksana dalam menyampaikan dakwah. Agar penduduk Makkah tidak merasa kaget dan terpancing emosi mereka. Dengan metode awal ini tercapailah hasil yang gemilang. Diantaranya adalah berhasilnya orang-orang yang berpengaruh di Makkah memeluk Islam. Mereka dikenal dengan Sabiqunal Awwalun. Dibarisan depan terdapat istri beliau sendiri Khodijah Ummul Mukminin, disusul dari kalangan maula Zaid bin Haritsah yang kemudian diangkat menjadi anak Rasulullah SAW, dari kalangan anak adalah Ali bin Abi Tholib, dari kalangan sahabat dan bangsawan munculah Abu Bakar As Sidiq orang yang paling dipercaya dan berpengaruh di kalangan Quraisy, karena keluwesan beliau masuk Islamlah orang yang kaya dari Quraisy, Utsman bin Affan, lalu orang yang memiliki pengaruh lainnya seperti Zubeir bin Awwam, Talhah bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf dan SA'ad bin Abi Waqqos.

Pada masa ini turunlah wahyu pertama yang memerintahkan untuk mengerjakan shalat. Jibril mengajari Rasulullah saw untuk melaksanakan sholat di waktu pagi dan sore masing-masing 2 raka'at. Meskipun dakwah pada tahapan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat individu, namun akhirnya secara global dapat di dengar oleh penduduk Quraisy, hanya saja mereka belum mempermasalahkannya karena Rasulullah SAW tidak pernah menyinggung agama mereka dan sesembahannya.
Dakwah Jahriyyah

                Sehubungan dengan hal ini turunlah wahtu dalam Al Qur'an yang memerintahkan dakwah secara terang dalam ayat 214 surat Asy Syu'aro.

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

Artinya :

                "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat." ( Q.S Asy Syua'ro : 214 )

Diantara yang dilakukan Rasulullah sawulloh SAW adalah mendakwahkan Islam kepada keluarga dan kerabatnya, yaitu Bani Hasyim dan Bani Mutholib.

                Tahapan berikutnya adalah teriakan lantang beliau ke seluruh penjuru Mekkah yaitu ketika turun ayat 94 surat Al Hijr.

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

Artinya :

                "Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." ( Q.S Al Hijr : 94 )

Adapun metode Quraisy dalam menghadapi dakwah Islamiyah diantaranya adalah : Menyindir, menghina, mengejek, mendustakan dan mentertawakan dakwah Rasulullah SAW. Mencemarkan citra ajaran-ajaran yang dibawa Nabi SAW, menebarkan syubhat dan keraguan serta menebarkan tuduhan-tuduhan dusta tentang pribadi dan ajaran Rasulullah SAW. Menghalangi orang-orang agar tidak mendengar dan menerima ajakan Rasulullah dan Al Qur'an diantaranya mengimbangi dengan dongeng-dongeng orang-orang terdahulu. Dengan menawan, menindas dan menyakiti kaum muslimin.
Pembiokotan Menyeluruh (Muharram th ke-7 dari Nubuwah)
Latar belakang

Kaum Musyrikin Quraisy  berkumpul di perkampungan Bani Kinanah untuk membuat kesepakatan bersama mengahdapi Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib. Isinya: larangan menikah, berjual beli, berteman, berkumpul, memasuki rumah, berbicara dengan mereka, kecuali jika secara suka rela mereka menyerahkan Muhammad untuk dibunuh. Untuk keperluan ini mereka menulis di atas selembar papan, berisi kesepakatan dan ketetapan untuk tidak menerima perjanjian dari Bani Hasyim dan tidak perlu ambil peduli terhadap keadaan mereka sebelum mereka menyerahkan beliau untuk dibunuh.

Piagam itu ditulis oleh Baghidh bin Amir bin Hasyim. Rasulullah berdo’a untuk kemalangannya, hinggga tangannya menjadi lumpuh. Piagam ini selesai dibuat, lalu papannya digantungkan di tembok bagian dalam Ka’bah. Bani Hasyim dan Bani Abdul Muththalib bergabung menjadi satu, yang Mukmin dan yang kafir, kecuali Abu Lahab. Mereka mulai diisolir di kaum Abu Thalib pada malam awal bulan Muharram tahun ke-7 dari nubuwwah.
Pembatalan Piagam

                Untuk selama tiga tahun keadaan berjalan seperti itu. Pada bulan Muharram tahun ke-10 nubuwah, papan piagam sudah terkoyak dan isinya terhapus.  Sebenarnya ada di antar oarng Quraisy yang tidak menyetujuinya dan mereka ingin membatlkannya yaitu   Hisyam bin Amr dari Bani Amir bin Lu`ay, Zuhair bin Abu Umayyah Al Makhzumy, Al Muth’im bin Ady, Abul Bakhtary bin Hisyam Zam’ah bin Al Aswad bin Al Muththalib bin Asad.


TAHUN KESEDIHAN
Abu Thalib Wafat

                Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari Ibn Al-Musayyab, bahwa bapaknya berkata:

"Tatkala Abu Thalib akan meninggal, datanglah Rasulullah SAW kepadanya dan pada saat itu 'Abdullah bin Abu Umayyah serta Abu Jahl berada di sisinya, maka beliau bersabda kepadanya:

"Wahai pamanku! Ucapkanlah "Laa ilaha illa Allah" suatu kalimat yang dapat aku jadikan bukti untukmu di hadapan Allah." Tetapi disambut oleh 'Abdullah bin Umayyah dan Abu Jahl: "Apakah kamu membenci agama Abdul Muthallib?" Lalu Nabi SAW mengulangi sabdanya lagi, akan tetapi mereka berdua pun mengulang-ulangi kata-katanya itu pula. Maka akhirnya kata yang diucapkannya, bahwa dia masih tetap pada agama Abdul Muthallib dan enggan mengucapkan "Laa ilaha illa Allah". Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh, akan aku mintakan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang." Lalu Allah 'Azza wa Jalla menurunkan firman-Nya (artinya): "Tidak patut bagi Nabi serta orang-orang yang beriman untuk memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik." (Bara'ah/At-Taubah: 113)

Dan mengenai Abu Thalib, Allah menurunkan firman-Nya: "Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya..."


Khadijah wafat

                Ia meninggal setelah 2 bulan atau 3 bulan setelah kematian Abu Thalib (Ramadhan th ke-10 kenabian) dengan umur 65 tahun.
Faktor pondorong Kesabaran dan Ketegaran Kaum Muslimin

1.       Keimanan Kepada Allah swt

2.       Kepemimpinan yang di idolakan setiap hari

3.       Rasa tanggung jawab

4.       Iman Kepada Hari A khirat

5.       Al-Qur'an

6.       Berita-berita gembira datangnya kemenangan
Dakwah di luar Mekkah

Rasulullah SAW di kota Thaif di bulan Syawal tahun kesepuluh dari kenabian atau di penghujung Mei tahun 619 M Rasulullah pergi menuju Thaif yang letaknya sekitar 60 mil dari Mekkah. Dengan didampingi anak angkat beliau Zaid bin Haritsah beliau seru penduduk kota tersebut untuk memeluk Islam. Dalam perjalanan itulah beliau berhasil mengislamkan Adas yang nasrani



Diringkas Dari kitab Rahiqulmahtum

0 komentar

Posting Komentar