ALIRAN-ALIRAN SYIAH

Diposting oleh Ahsanul Huda Kamis, 06 Mei 2010

Oleh: Ahsanul Huda


            Penganut Syiah terdiri dari kelompok yang ekstrim (al-Ghulat, Moderat, dan Liberal). Diantara kelompok yang ekstrim ada yang menempatkan Ali ra pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkatnya pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi dari Nabi Muhammad n. Diantara Aliran-aliran itu adalah sebagai berikut:

1)   Saba'iyah

Aliran Saba'iyyah adalah pengikut Abdullah bin Saba[1]. Ia termasuk salah seorang yang paling keras menentang Utsman dan para pejabatnya.

Pemikiran dan kerusakan yang ditimbulkan olehnya berkembang secara bertahap. Temanya adalah mengenai sahabat Ali bin Abi Thalib . Tahapan-tahapan pemikiran yang ditebarkan olehnya sebagai berikut:

1.  "Bahwa sebagaimana dimuat dalam Taurat, setiap nabi mempunyai penerima wasiatnya dan Ali adalah penerima wasiat Muhammad.

2.  "Bahwa Muhammad akan kembali ke Dunia.

3.  "Bahwa dalam diri Ali ada sifat ketuhanan[2].

4.  Ketika Ali terbunuh maka Ibnu Sabba berusaha merangsang kecinta'an rakyat kepada Ali dan perasa'an menderita karena kehilangan Ali dengan cara menyebarkan kebohongan-kebohongan. Salah satunya, Ia menebarkan paham bahwa yang terbunuh adalah setan yang menyerupai Ali, sedangkan Ali sendiri naik kelangit sebagaimana Isa.

5.        "Bahwa petir adalah suara Ali dan kilat adalah senyumnya. Penganut aliran Sabaiyyah yang mendengar petir  harus mengatakan "Al-Salamu alaika ya Amir al-Mukminien"  

Sebagian penganut aliran sabaiyyah ada yang berkata: "Sesungguhnya tuhan bersemayam dalam diri Ali dan diri imam sesudah wafatnya."

2)   Ghurabiyah

Aliran ini tidak sampai mempertuhankan Ali a, tetapi lebih memuliakan Ali ketimbang Nabi Muhammad n. Mereka beranggapan bahwa risalah kenabian seharusnya jatuh kepada Ali, tetapi jibril salah dan menurunkan wahyu kepada Muhammad.

Mereka disebut Ghurabiyah, karena mereka berpendapat bahwa Ali mirip dengan Nabi Muhammad n, sebagaimana miripnya seekor burung gagak (al-Ghurab) dengan burung gagak lainnya. Pendapat ini banyak dibantah oleh para Ulama. Diantaranya Ibnu Hazm dalam kitab al-Fashl fie al-Milal Wa al-Nihal.

Bagaimana pun keada'annya aliran yang keluar dari Islam ini tidak memiliki wujud nyata dikalangan syiah dewasa ini. Pada masa ini tidak ada penganut Syiah yang mempertuhankan para Imam Secara terbuka, dan juga bahwa jibril salah dalam menurunkan wahyu.

3)   Kaisaniyah

Aliran ini adalah pengikut Al-Mukhtar Ibn Ubaid al-Tsaqafi[3]. Nama Kaisanniyyah berhubungan dengan Nama Kaisan, yang menurut satu kalangan adalah Nama lain dari Mukhtar, sementara kalangan lain berpendapat bahwa Kaisan adalah Nama dari mawla Ali atau nama dari murid cucu Ali, Muhammad Ibn Al-Hanafiyyah.

Aqidah aliran Kaisaniyyah tidak didasarkan atas ketuhanan para Imam dari ahlul bait sebagaimana yang dianut aliran Saba'iyah, tetapi didasarkan atas paham bahwa seorang Imam Adalah pribadi yang suci dan wajib dipatuhi. Jumlah mereka itu banyak ketika itu.

·       Diantara doktrin-doktrin aliran mereka adalah:

1.        Paham Reinkarnasi, yaitu keluarnya ruh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain. Paham ini diambil dari filsafat Hindu.

2.        Doktrin al-Bada, yaitu keyakinan bahwa Allah l  mengubah kehendaknya sejalan dengan perubahan ilmunya, serta dapat memerintahkan suatu perbuatan kemudian memerintahkan sebaliknya.

3.        Mengenai kerasulan, Mereka menafikan pengertian kerasulan didalam diri Muhammad Ibn Hanafiyyah.

4.        Segala sesuatu memiliki sisi lahir dan batin, segala sesuatu memiliki ruh, semua wahyu ada ta'wilnya, segala sesuatu dialam ini ada hakikatnya, semua hukum dan rahasia yang ada didalam ini terkumpul dari seseorang, dan itu merupakan ilmu yang diwariskan Ali kepada cucunya, Muhammad bin Hanafiyyah. Maka barangsiapa didalam dirinya terkumpul ilmu ini dialah imam yang sebenarnya.

5.        Mereka juga berkeyakinan Imam akan kembali. Imam itu menurut pandangan mereka, setelah Ali, Hasan, dan Al-Husain adalah Muhammad Ibn al-Hanafiyyah. Sebagian penganut Kaisaniyyah berpendapat bahwa Muhammad ibn Al-Hanafiyyah telah meninggal dunia tetapi akan kembali lagi dunia. Namun pada umumnya mereka menyakini bahwa Ia tidak wafat, tetapi masih hidup di gunung Radhwa  yang dikelilingi oleh madu dan air

Adapun data atau berita mengenai keberada'an pengikut aliran Kaisaniyyah dewasa ini tidak ditemukan.

4)   Zaidiyah

 Zaidiyyah adalah aliran Syiah yang paling dekat kepada Sunni. Dan paling moderat karena tidak mengangkat para Imam Ke-derajat kenabian, bahkan tidak sampai mendekati derajat itu. Namun mereka memandang para Imam Sebagai manusia paling utama setelah Nabi Muhammad n. Mereka pun tidak mengkafirkan para sahabat, khususnya mereka yang dibaiat Ali dan mengakui kepemimpinan mereka. Insyallah  pada bab berikutnya akan kami bahas.


5)   Imamiyah Itsna Asyariyyah (Imamiyah dua belas)

Pada umumnya aliran-aliran Syiah yang ada sekarang didunia ini, Mayoritas adalah Syiah Imamiyah. Imamah (kepemimpinan umat) adalah masalah yang selalu ditonjolkan oleh Syi'ah Rafidhah, sehingga mereka dikenal dengan sebutan Syi'ah Imamiyah. Mereka membatasi imamah ini hanya untuk keduabelas imam yaitu  Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Sehingga mereka dikenal pula dengan sebutan Syi'ah Itsna 'Asyariyah.

 Pemikiran ini sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan pemikiran Yahudi, karena memang pendiri Syi'ah yang bernama Abdullah bin Saba' adalah seorang Yahudi. Al Imam Abu Hafs bin Syahin di dalam kitabnya Al Lathifu fis Sunnah menyebutkan tentang mereka: "Diantara tanda-tanda mereka (Syi'ah) adalah bahwasanya kesesatannya mirip dengan kesesatan Yahudi. Orang-orang Yahudi mengatakan: 'Tidaklah berhak menjadi raja kecuali dari keturunan Nabi Daud.' Demikian pula orang-orang Syi'ah mengatakan: 'Tidaklah berhak memegang tampuk kepemimpinan umat kecuali keturunan Ali bin Abi Thalib.'"[4]

6)   Ismailliyyah

Ismailiyah adalah satu bagian dari Imamiyah. Dalam sejarah Islam mereka tercatat pernah berjaya dengan suatu kekuasa'an yang besar, yaitu: Dinasti Fathimiah di Messir dan Syam. Demikian pula dengan Qaramithah yang pernah berkuasa diberbagai kawasan Islam.

Nama aliran ini dinisbatkan kepada Ja'far al-Shadiq. Ia adalah Imam ke'enam dalam aliran Imamiyah dua belas. Imamah berikutnya adalah Musa Al-Kazim sebagai Imam Ketujuh. Namun aliran ini menetapkan bahwa Imam ketujuh adalah anaknya Ismail berdasarkan nash dari bapaknya. Tetapi Ismail wafat mendahului bapaknya. Walaupun Ismail telah wafat mereka tetap mengamalkan nash yang mereka yakini. Hak keimamahan melalui Ismail berpindah kepada anaknya Muhammad al-Maktum. Sejak Muhammad mulailah ada doktrin bahwa para Imam Tersembunyi atau tertutup, karena mereka menetapkan bahwa seorang Imam dapat saja tersembunyi dan tetap wajib dipatuhi. Tersembunyinya seorang Imam Tidak menghalangi untuk menjadi Imam. Setelah Muhammad al-Maktum yang menjadi Imam berturut-turut ialah Muhammad al-Habib ibn Muhammad dan Anak AL-Habib (abdullah al-Mahdi), yang kemudian menampakan diri di Afrika Utara dan keraja'an Maghrib. Daulah Fatimiah muncul setelah Abdullah al-Mahdi muncul.

Aliran ini muncul di Irak. Mereka juga berhubungan dengan ajaran-ajaran Brahma Hindu, Filsafat Iluminisme, Budha, serta sisa-sisa kepercaya'an dan pemikiran khaldan dan persia tentang masalah-masalah seperti Ruh, bintang dan planet.

Aliran ini juga dinamai dengan al-Bathiniyah atau al-Bathiniyun. Dinamakan demikian karena sebab beberapa hal, diantaranya: (1)Mereka  mempunyai kecenderungan untuk menyembunyikan diri dan pahamnya dari orang lain.(2)Mereka selalu mengatakan bahwa Imam mereka tersembunyi dan selalu tersembunyi sampai munculnya keraja'an mereka di Maghrib yang kemudian pindah ke Mesir.(3)Mereka mengatakan bahwa syariat itu ada yang lahir dan ada yang bathin. Dan Umat Islam hanya mengetahui yang lahir, sedangkan yang bathin yang mengetahui hanya Imam.

Pendapat-pendapat yang dianut oleh kalangan Ismailiyyah yang moderat didasarkan atas 3 teori yang sebagian besar  dianut juga oleh aliran Imamiyah dua belas, yaitu:

1.     Limpahan cahaya Ilahi (al-Fidh al-Ilahi) dalam bentuk pengetahuan yang dilimpahkan Allah l kepada para Imam. Teori ini mereka jadikan landasan untuk menyatakan bahwa seorang Imam memiliki derajat Ilmu yang melampaui apa yang dicapai Manusia lainnya. Yang ilmu itu tidak dimiliki Manusia lainnya.

2.     Seorang Imam tidak mesti menampakkan diri dan dikenal, tetapi dapat tersembunyi dan meskipun begitu Ia wajib dipatuhi. Ia adalah Al-Mahdi.

3.     Seorang Imam tidak bertanggung jawab kepada siapapun dan siapapun tidak boleh mempersalahkannya ketika Ia melakukan suatu perbuatan. Sebaliknya Ia harus mengakui bahwa semua perbuatannya mengandung kebaikan, bukan kejahatan, karena ia memiliki pengetahuan yang tidak dimengerti siapapun.

7)   Hakimiah dan Druz

Tokoh aliran ini adalah al-Hakim bin Amrillah al-Fathimi, dia mengatakan bahwa Allah bersemayam dalam dirinya dan dia mengajak orang lain untuk menyembahnya. Sebagian ahli sejarah mengatakan bahwa orang yang telah menghembuskan pemikiran kepada al-Hakim untuk menyatakan pendapatnya yang ekstrim adalah seorang Pria Persia bernama: Hamzah al-Darazi. Adapun Druz penganut paham ini banyak berdiam di Syam serta mempunyai hubungan erat dengan Hakimiah. Besar kemungkinan aliaran Druz ini dinisbatkan kepada Nama Al-Darazi.


8)   Nashiriyyah

Penganut aliran ini sebagaimana halnya dengan aliran Hakimiah, pada mulanya mendiami daerah Syam. Mereka memiliki beberapa persama'an dengan aliran Hakimiah dan Itsna Asyariyyah. Mereka percaya bahwa keluarga Ali diberi Allah l  Ilmu pengetahuan yang sempurna. Mereka juga percaya bahwa Ali tidak mati dan Ali adalah tuhan atau mendekati tuhan sebagaimana Aliran Saba'iayah. Paham mereka juga sama dengan aliran Bathiniyah tentang lahir dan bathin. Secara Umum dapat dikatakan bahwa pendapat-pendapat aliran ini bercampur dengan pendapat-pendapat Ekstrim yang terdapat dalam aliran-aliran yang dikelompokan kedalam Madzhab Syiah, tetapi sebagian besar Orang-orang Syiah melepaskan hubungan dengan mereka.

Jumlah pengikut aliran ini banyak menetap di Syam. Mereka menjadikan daerah gunung al-Salman, yang sekarang dinamakan gunung Al-Nashiriah, sebagai Markas. Sebagai pemimpin aliran ini meninabobokan para murid mereka dengan menghisap Candu. Karena itulah mereka dinamai dengan al-Hasyasyin (penghisap candu). Ketika tentara kafir dari pasukan salib dan Tartar menyerang kaum Muslimien mereka malah membantunya. Adapun jika pasukan Islam semisal pasukan Salahuddien datang ke Syam mereka malah bersembunyi.[5]



[1] .Seorang Yahudi dari suku al-Hirah yang menyatakan diri masuk Islam. Ibunya seorang budak kulit hitam. Karena itu ia dipanggil dengan Ibnu al-Sauda (anak siwanita kulit hitam).

[2] .Imam Ali ketika mendengar paham ini Ia bermaksud untuk membunuhnya, tapi Ibnu Abbas mencegahnya dengan mengatakan jika engkau membunuhnya maka pendukungmu akan menentangmu, padahal engkau telah bertekad untuk memerangi penduduk Syam. Lalu Imam Ali pun membuangnya ke Madain.

[3] .Pada awal mulanya Ia berasal dari kalangan Khawarij, kemudian masuk kekelompok Syiah yang mendukung Ali.

[4] (Minhajus Sunnah 1/24-25).

[5] Tarikh mazdahib Islamiyah

0 komentar

Posting Komentar